Nama

Nama ilmiah: Nycticebus menagensis (Lydekker, 1893)

Nama Inggris: Phillipine Slow Loris

Nama lokal: Kalamasan (Banjar)

Status Konservasi

Dilindungi berdasarkan keputusan Menteri Pertanian, 14 Februari 1973, No. 66/Kpts/Um/2/1973. Undang-undang No. 5 Tahun 1990.

Redlist IUCN, Vulnerable

CITES, Apendix I

Habitat & Ekologi

Hutan primer dan sekunder dataran rendah, hutan bambu, hutan bakau. Kadang kadang mereka juga ditemukan di daerah perkebunan, terutama perkebunan cokelat. Kukang lebih sering ditemukan di tepi habitat hutan, hal ini kemungkinan karena pada daerah tepi memiliki dukungan kelimpahan sumber pakan.

Nama

Nama ilmiah: Pongo pygmaeus

Status Konservasi

Terancam (menurun)

Habitat & Ekologi

Orang utan adalah spesies orang utan asli pulau Kalimantan. Bersama dengan orang utan sumatra yang lebih kecil, orang utan kalimantan masuk kedalam genus pongo yang dapat ditemui di Asia. Orang utan kalimantan memiliki lama waktu hidup selama 35 sampai 40 tahun di alam liar, sedangkan di penangkaran dapat mencapai usia 60 tahun.

Nama

Nama ilmiah:Nasalis larvatus

Status Konservasi

IUCN menetapkan status Bekantan ke dalam kategori Terancam (Endangered/ EN). Sedang dalam CITES, Bekantan masuk ke dalam kategori Appendix I, yang artinya ini merupakan spesies dilindungi dan tidak boleh dibunuh dan diperjualbelikan.

Habitat & Ekologi

Ciri-ciri dan Habitat Bekantan. Hidung panjang dan besar pada Bekantan (Nasalis larvatus) hanya dimiliki oleh spesies jantan. Fungsi dari hidung besar pada bekantan jantan masih tidak jelas, namun ini mungkin disebabkan oleh seleksi alam. Kera betina lebih memilih jantan dengan hidung besar sebagai pasangannya. Karena hidungnya inilah, bekantan dikenal juga sebagai Monyet Belanda. Bekantan jantan berukuran lebih besar dari betina. Ukurannya dapat mencapai 75 cm dengan berat mencapai 24 kg. Kera Bekantan betina berukuran sekitar 60 cm dengan berat 12 kg. Spesies ini juga memiliki perut yang besar (buncit). Perut buncit ini sebagai akibat dari kebiasaan mengkonsumsi makanannya yang selain mengonsumsi buah-buahan dan biji-bijian mereka juga memakan dedaunan yang menghasilkan banyak gas pada waktu dicerna. Bekantan (Nasalis larvatus) hidup secara berkelompok. Masing-masing kelompok dipimpin oleh seekor Bekantan jantan yang besar dan kuat. Biasanya dalam satu kelompok berjumlah sekitar 10 sampai 30 ekor. Satwa yang dilindungi ini lebih banyak menghabiskan waktu di atas pohon. Walaupun demikian Bekantan juga mampu berenang dan menyelam dengan baik, terkadang terlihat berenang menyeberang sungai atau bahkan berenang dari satu pulau ke pulau lain

Nama

Nama ilmiah: Panthera tigris sumatra

Status Konservasi

Kritis

Habitat & Ekologi

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) hidup di Pulau Sumatera, Indonesia, di berbagai habitat hutan, seperti: Hutan dataran rendah, Hutan hujan pegunungan, Hutan sub-pegunungan, Hutan rawa air tawar, Hutan rawa gambut. Harimau Sumatera menyukai lintasan yang bersih, dan cenderung menghindari semak lebat. Punggungannya yang panjang dan bersih dari semak belukar memudahkannya untuk mengamankan teritorial dan mencari mangsa. Harimau Sumatera merupakan predator puncak di ekosistem hutan Sumatera, dan berperan penting dalam menjaga keseimbangan alam. Mereka membantu mengendalikan populasi hewan mangsa seperti rusa dan babi hutan.

Nama

Nama ilmiah: Bucerotidae

Status Konservasi

Burung enggang masuk ke dalam daftar hewan terancam punah.Perburuan menjadi ancaman terbesar bagi burung enggang.

Habitat & Ekologi

Habitat burung enggang atau rangkong tersebar di Afrika dan Asia, terutama di hutan tropis dan subtropis. HabitatBurung enggang von der Decken hidup di Afrika bagian timur, seperti Ethiopia, Somalia, Kenya, dan Tanzania. Burung enggang gading ditemukan di dataran rendah hutan Brunei, Indonesia, Malaysia, Myanmar, dan Thailand bagian Selatan. Ekologi Burung enggang adalah burung diurnal yang umumnya terbang berpasangan atau dalam kelompok keluarga kecil. Burung enggang yang lebih besar cenderung memakan buah dan berpindah dari satu pohon ke pohon lain secara berpasangan atau dalam kawanan besar.

Nama

Nama ilmiah: Di sebut juga gajah Borneo (Elephas maximus borneensis)

Status Konservasi

Pada tahun 2024, gajah Borneo telah terdaftar sebagai terancam punah dalam Daftar Merah IUCN karena populasinya menurun setidaknya 50% selama tiga generasi terakhir, yang diperkirakan berlangsung selama 60–75 tahun. Spesies ini terutama terancam oleh hilangnya, degradasi, dan fragmentasi habitatnya.

Habitat & Ekologi

Di sebut juga gajah Borneo (Elephas maximus borneensis) adalah subspesies dari gajah asia dan dapat ditemukan di Kalimantan Utara dan Sabah. Asal usul gajah yang di sebut sebagai nenek atau Gadingan ini oleh Suku Agabag masih merupakan kontroversi. Pada tahun 2003, penelitian DNA mitokondria menemukan bahwa leluhurnya terpisah dari populasi daratan selama pleistosen, ketika jembatan darat yang menghubungkan Kalimantan dengan kepulauan Sunda menghilang 18.000 tahun yang lalu sehingga kabar yang mengatakan gajah ini didatangkan dari tempat lain adalah tidak benar.Spesies ini kini berstatus kritis akibat hilangnya sumber makanan, perusakan rute migrasi dan hilangnya habitat mereka. Dilaporkan pada tahun 2007 hanya terdapat sekitar 1.000 gajah. Berdasarkan penelitian tahun 2012 hanya tersisa sekitar 30-80 ekor.